Secara umum prosedur pencapan meliputi tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan pengental
2. Persiapan pasta cap
3. Persiapan mesin
4. Pencapan
5. Pengeringan
6. Fiksasi zat warna
7. Pencucian
8. Pengeringan
10.3.1. Persiapan Pengental
Pengental berfungsi untuk melekatkan zat warna pada bagian bahan tekstil
yang akan diwarnai selama proses pencapan berlangsung, sehingga dipeoleh
282
batas gambar yang tajam, warna yang rata, dan penetrasi zat warna yang
cukup baik.
Pengental digunakan dalam proses pencapan sebagai medium untuk
melekatkan zat warna pada permukaan kain, medium air seperti halnya pada
pencelupan tidak bisa dipergunakan karena sifat air yang menyebar sehingga
menyebabkan gambar blobor.
Medium untuk membawa zat warna pada pencapan harus memiliki viskositas
atau kekentalan yang cukup agar zat warna yang dicapkan tidak keluar motif
yang sudah ditentukan. Viskositas yang sesuai sangat diperlukan untuk
mencapai hasil yang memuaskan. Viskositas yang terlalu tinggi menyebabkan
pata cap hanya mewarnai permukaan kain saja, sedangkan viskositas yang
rendah berakibat hasil pencapan pastanya menyebar sehingga gambar tidak
tajam.
Selain fungsi utama pengental untuk melekatkan zat warna, fungsi lain dari
pengental adalah :
1. Untuk membawa zat warna dan zat pembantu
2. Untuk melawan kapilaritas dari kain
3. Untuk mencegah migrasi selama pencepan berlangsung
4. Untuk meningkatkan daya adesi zat warna yang belum terfiksasi dalam
serat
5. Untuk mengikat air dari hasil kondensasi uap pada prosres fiksasi
6. Bertindak sabagai koloid pelindung agar zat warna tidak mengendap
selama pencapan berlangsung.
Viskositas pengental ditentukan oleh jenis pengental, kemampuan pengental
untuk menggelembung atau mengembang sehingga dapat mengikat molekul
air sebanyak mungkin menentukan banyaknya zat padat yang digunakan untuk
mencapai suatu tingkat viskositas tertentu. Pengental yang membutuhkan
kadar zat padat tinggi untuk memperoleh suatu tingkat viskositas tertentu
disebut pengental dengan viskositas rendah, sebaliknya pengental yang hanya
sedikit membutuhkan kadar zat padat untuk mencapai viskositas tertentu
disebut pengental dengan viskositas yang tinggi.
10.3.1.1. Pemilihan Pengental
Dalam memilih pengental, selain viskositas ada beberapa persyaratan lain
yang menjadi pertimbangan yaitu :
1. Stabilitas pasta pencapan
Pengental harus stabil dalam segala suasana baik asam, basa dan zat
pembantu yang digunakan.
2. Sifat sifat dari film pengental kering
Setelah pencapan pada umumnya kain akan melewati proses pengeringan,
selama proses pengeringan kain mengalami lipatan-lipatan dan tekanan-
tekanan selama melewati rol rol pada proses pengeringan tersebut sebelum
283
fiksasi, pengental dan zat warna serta zat-zat pembantu berada di
permukaan kain sebagai lapisan film kering. Perlakuan mekanik sebelum
fiksasi dapat menyebabkan partikel dsri zat warna lepas dari lapisan film.
Untuk menghindari hal tersebut, maka lapisan film harus mempunyai daya
lekat dan fleksibilitas yang baik.
3. Pengaruh pada hasil warna
Pengental dengan kandungan zat padat lebih rendah memberikan hasil
warna yang lebih tinggi dibandingkan pengental dengan kandungan zat
padat yang tinggi. Hal ini disebabkan karena pengental dengan kandungan
zat padat yang rendah membetuk lapisan film tipis sehingga jalur difusi zat
warna lebih pendek dibandingkan dengan pengental kandungan zat padat
tinggi.
4. Kemudahan persiapan dan penghilangan
Proses persiapan pengental lebih mudah, waktu lebih singkat dan proses
penghilangan kembali dalam pencucian setelah pengukusan menjadi bahan
pertimbangan.
5. Biaya
Harga pengental menjadi pertimbangan dalam perhitungan biaya produksi.
10.3.1.2. Persyaratan Pengental
Pengental untuk proses pencapan harus memiliki syarat – syarat tertentu yang
cocok sehingga tidak mengganggu dalam proses pencapan, untuk memperoleh
standar yang diinginkan penggunaan pengental dapat dilakukan percampuran
jenis pengental sehingga diperoleh sifat-sifat pengental yang sesuai dengan
bahan yang dicap,kualitas yang dihasilkan, cara fiksasi, dan proses pencucian.
Pengental untuk pencapan harus memiliki syarat-syarat tertentu antara lain :
1. Harus sesuai dengan bahan yang dicap
2. Tidak membentuk busa pada pasta pencapan
3. Tidak berwarna, karena bahan pengental yang berwarna akan
mempengaruhi warna zat warna yang digunakan dalam pencapan.
4. Tidak berubah viskositasnya, baik selama penyimpanan maupun selama
proses pencapan berlangsung, tidak terjadi perubahan fisis maupun
chemis.
5. Viskositasnya dapat diatur
6. Tidak mengadakan reaksi dengan zat warna dan zat pembantu
7. Lapisan film yang terbentuk memiliki fleksibilitas, tidak kaku setelah kering.
8. Tidak menimbulkan migrasi warna yang disebabkan oleh kontak dengan
serat setelah pengeringan
9. Dapat mengikat air dengan baik, sehingga dapat menghindari bleeding
(blobor) pada waktu pengukusan
10. Mempunyai daya reduksi yang rendah
11. Mudah dihilangkan kembali dalam proses pencucian
12. Memberikan nilai warna yang baik, serta ketajaman garis-garis motif.
284
10.3.1.3. Jenis Pengental
Zat pengental pada umumnya terdiri dari polimer polisakarida dengan rantai
polimer yang panjang. Monomer penyusunnya biasanya glukosa,maltosa,
galaktosa, dan arabinosa.
Selain pengental alam yang terbuat dari bahan baku seperti di atas ( golongan
polisakarida), jenis pengental lain adalah modifikasi pengental alam, emulsi,
semi emulsi, dan pengental sintetik. Pengental emulsi dibuat dari campuran
minyak dan air yang ditambah zat pengemulsi (emulgator). Pengental emulsi
banyak digununakan untuk pencapan pigmen sedangkan untuk zat warna lain
penggunaannya dicampur dengan pengental alam dari jenis alginat atau guar.
Campuran pengental emulsi dengan pengental alam sering disebut dengan
pengental setengah emulsi. Pengental ini memberikan keuntungan yaitu lebih
tinggi tingkat pewarnaan yang dicapai dan waktu pengeringan lebih cepat dari
pada pengental alam.
Pengental emulsi dibagi 2 jenis yaitu :
1. Emulsi air dalam minyak (W/O), yaitu air merupakan fasa terdispersi dan
minyak sebagai medium pendispersi
2. Emulsi minyak dalan air (O/W), yaitu minyak merupakan fasa terdispersi dan
air sebagai medium pendispersi
Kekentalan emulsi dipengaruhi oleh zat terdispersi dalam sistem emulsi,
sedangkan kestabilannya dapat dipengaruhi oleh kenaikan suhu, gerakan
mekanik, elektrolit, dan pH.
Modifikasi pengental alam antara lain :
1. Derivat kanji, yaitu gom Inggris (dekstrin) dan karboksimetil kanji
2. Derivat selulosa, yaitu karboksimetil selulosa dan hidroksietil selulosa
3. Derivat gom, yaitu meyprogum dan indalka
Yang termasuk pengental sintetik antara lain :
Akrilat, yaitu asam poliakrilat, polimetakrilat dan poliakrilamida Vinil, yaitu
polivinil alkohol Sifat sifat dari beberapa pengental untuk pencapan dapat
diperlihatkan pada tabel 9 – 4 .
Tabel 10 – 3
Jenis-Jenis Pengental Untuk Pencapan
PENGENTAL ALAM
MODIFIKASI PENGENTAL ALAM DAN
PENGENTAL SINTETIS
Diperoleh
dari
Nama
pengental
Nama
dagang
Diperoleh
dari
Nama
pengental
Nama
dagang
Pohon
Gom arab
Gom
senegal
Gom
Kanji
Dekstrin
Gom Inggris
Eter kanji
Ester kanji
Solvitex,
dan
285
Biji
tanaman
Rumput
laut
tragacanth
Gom
karaya
Gom
locust
beam
Gom guar
Kanji
Natrim
alginat
Gom gatto
Cesalpinia
Manutex,
Lamitex,
Gom
karaya
atau gato
Gom
locust
beam
Gom
Guar
Selulosa
Gom kristal
atau
Gom industri
Metil
selulosa
Etil selulosa
Karboksimetil
selulosa
Polivinil
alkohol
Poliakrilat
Polimetakrilat
Emulsi.
solvitose
Nafka
crystal gom
Indalka
Meyprogum
Tylose,
CMC,
PVA
Tabel 10 - 4
Sifat-Sifat Pengental Untuk Pencapan
Sifat
Jenis Pengental Pewarn
aan
Kerataa
n
Penetra
si
Ketajam
an
Aliran Pencuci
an
Kanji
Gom arab
Gom tragacant
Locust beam gom
Na. Alginat
Metil selulosa
Hidroksietil selllosa
Karboksimetil selulosa
Gom Inggris
B
Cj
Sj
Cj
Cj
B
Cj
Cj
J
B
J
Sj
Cj
B
B
B
B
B
J
B
B
B
B
J
J
J
J
J
B
B
Cj
B
B
B
J
B
P
N
N
N
N
P
P
P
P-PS
J
B
B
B
B
J
Cj
Cj
Cj
Keterangan :
B : Baik
J : Jelek
Cj : Cukup jelek
S : Sedikit jelek
P : Plastik
PS : Pseudo plastik
N : Newton
10.3.1.4. Pembuatan Pengental
1. British Gum D dan British Gum No. 5
286
Untuk pencapan dengan zat warna bejana dan teknik etsa. British Gum No. 5
kurang mengandung dekstrin dibanding dengan British Gum D, dan campuran
dengan perbandingan yang sama menghasilkan pasta yang lebih kental.
Resep :
500 g British Gum D
500 g Air
1000 g
250 g British Gum No. 5
750 g Air
1000 g
Bubuk British Gum D atau No. 5 diaduk dengan air/diencerkan. Pasta yang
diperolah didihkan dengan pengadukan tetap selama 20 – 30 menit dan
dinginkankan. Isi diatur menjadi 1000 g dan akhirnya pengental disaring.
2. Locust Bean Gum (Gum Gatto)
Go mini diendapkan oleh alkali, dan sifat ini dimanfaaatkan dalam proses pad-
uap zat warna bejana. Pengental ini juga dipakai untuk pencapan dengan zat
warna lain yang kondisi pencapannya tidak alkalis.
Resep :
0,5 g Borax
1000 g bagian air
20 g bagian Gum Gatto
Borax dilarutkan dalam air, kemudian sambil diaduk dengan taratur bubuk Gum
ditambahkan. Pasta dibuat sedikit asam dengan asam asetat dan dipanaskan
sampai 80 – 900
C. Akhirnya dinginkan dan diencerkan menjadi 1000 g dan
disaring. Pengental ini tidak dapat disimpan lama dan harus segera dipakai.
3. Gum Tragacant
Pengental ini banyak dipakai, sendiri atau dicampur dengan kanji.
Resep :
70 g Gum Tragacant
1000 g Air
Gum tragacant dicampur dengan air dingin, dibiarkan selama 2 – 3 hari dengan
pengadukan sekali-kali. Campuran kemudian dipanaskan sampai garam larut.
Pemanasan harus dilakukan dalam penangas uap atau air (bejana berlapis),
biasanya memerlukan waktu 8 – 12 jam. Pendidihan lebih lanjut menghasilkan
pasta yang encer. Setelah didinginkan, pengental diencerkan menjadi 1000 g
dan disaring.
4. Kanji Gandum-Tragacant
Resep :
140 g kanji gandum
400 g air
600 g pengental fum Tragacant
287
Kanji gandum dimasukkan ke dalam air dingin, kemudian pengental gum
tragacant (7%) yang telah disiapkan ditambahkan ke dalam pasta yang
dididihkan selama 30- 40 menit dengan pengadukan tetap. Akhirnya pasta
didinginkan, diencerkan menjadi 1000 g dan disaring.
5. Gum Senegal (Gum Arab)
Merupakan pengental dengan kaadar zat padat tinggi yang mudah dihilangkan,
dan terutama dipakai untuk pencapan sutera.
Resep :
600 g Gom Senegal
dimasukkan
ke dalam
400 g Air
dan diaduk
Campuran tersebut diencerkan menjadi 1000 g dan kemudian dididihkan
dengan pengadukan tetap selama 3 jam. Kemudian didinginkan, diencerkan
menjadi 1000 bagian dan disaring.
6. Indalca U (eter carob-seed gum)
Indalca U adalah pengental untuk pencapan dengan berbagai macam zat
warna dan memberikan hasil pencapan yang rata.
Resep :
45 g Indalca U
ditambahkan
berangsur-angsur
dengan
pengadukan
tetap pada
1000 g air dingin
Campuran kemudian dididihkan selama 30 menit. Setelah pendinginan,
diencerkan menjadi 1000 g. Penyaringan biasanya tidak perlu dilakukan.
7. Nafka Crystal Gum Supra
Pengental ini banyak dipakai untuk pencapan asetat selulosa, nylon dan
poliester.
Resep :
200 g Nafka Crystal Gum
Supra diaduk dengan
cepat ke dalam
1000 g air dingin dan pasta
Dibiarkan satu malam
288
Setelah disaring, pengental langsung dapat dipakai. Apabila diinginkan untuk
segera dipakai, suspensi gom dapat dididihkan selama beberapa menit,
didinginkan dan disaring.
8. Celacol MM 10 (metil selulosa)
Pengental ini dapat dipakai untuk pencapan zat warna reaktif pada wol dan
sutera.
Resep :
150 g Celacol MM 10
ditaburkan pada
850 g air mendidih
Campuran didinginkan tanpa pengadukan dan diencerkan menjadi 1000 g
pasta diaduk untuk mendapatkan pasta yang halus. Penyaringan biasanya
tidak perlu dilakukan.
9. Neypro Gum CRX (eter carob-seed gum)
Pengental ini dapat dipakai untuk berbagai macam pencapan. Stabil terhadap
asam dan alkali.
Resep :
50 g Meypro Gum CRX
ditaburkan perlahan-
lahan ke dalam
950 g air dingin dan
campuran diaduk selama 15 menit
Kemudian didihkan selama 15 – 20 menit dan didinginkan sampai 500
C dan
diencerkan menjadi 1000 g. Untuk menghindarkan gelembung-gelembung
udara, pengental dibiarkan dingin tanpa diaduk. Penyaringan biasanya tidak
perlu dilakukan.
11. Meypro Gum AC (eter carob-seed gum)
Pengental ini sesuai untuk pencapan serat buatan.
Resep :
80 g Meypro Gum AC
ditaburkan
perlahan-lahan
ke dalam
900 g air dingin dan
campuran
diaduk
selama 15 menit
Kemudian dididihkan selama 5 menit dan didinginkan sampai 500
C dan
diencerkan dengan air dingin menjadi 1000 g.
289
12. Solvitose C.5 (eter kanji)
Pengental ini dipakai untuk pencapan zat warna bejana, zat warna bejana larut
dan teknik etsa. Menghasilkan warna yang tua.
Resep :
100 g Solvitos C 5
ditambahkan
dengan cepat
sambil diaduk
ke dalam
1000 g air dingin
Pengadukan diteruskan hingga diperoleh campuran yang halus dan homogen,
penyaringan biasanya tidak perlu dilakukan.
13. Manutex RS dan Lamitex L (natrium alginat, kekentalan tinggi)
Pengental ini adalah pengental natrium alginat dan sesuai untuk pencapan zat
warna reaktif, langsung, dan asam.
Resep :
12,5 g Calgon S* dilarutkan
dalam
137,5 g air pada suhu 600
C
dan
800 g air dingin
ditambahkan
50 g pengental ditaburkan
pada larutan dan
pengadukan diteruskan
selama 5 – 10 menit.
Akhirnya campuran
diencerkan menjadi
1000 g
* natrium heksametafosfat
Setelah dibiarkan semalam pengental siap untuk dipakai dan biasanya
penyaringan tidak perlu dilakukan.
14. Manutex F (natrium alginat, kekentalan rendah)
Manutex F adalah natrium alginat dengan kadar zat padat tinggi, terutama
untuk pencapan zat warna reaktif, dimana diperlukan gambar yang tajam.
Resep :
12,5 g Calgon S
dilarutkan
dalam
137,5 g air pada suhu 600
C
700 g air dingin
ditambahkan
150 g pengental
ditaburkan
290
pada larutan dan
pengadukan diteruskan
selama 5 – 10 menit.
Akhirnya campuran
diencerkan menjadi
1000 g
14. Pengental emulsi
Untuk membuat pengental emulsi diperlukan zat pengemulsi misalnya
Dispersol PR. Zat pengemulsi ini terutama sesuai untuk membuat pengental
emulsi minyak dalam air untuk pencapan zat warna reaktif.
Resep :
8 – 15 g Dispersol PR
dilarutkan dalam
195 – 185 g air pada 60 – 700
C
kemudian
setelah pendinginan
800 g spritus atau destilat
ditambahkan dengan
pengadukan putaran tinggi,
yang diteruskan
sampai campuran
diemulsikan sempurna
1000 g
Pengental emulsi induk tersebut mudah disiapkan dengan pengaduk putaran
tinggi (1000 putaran/menit atau lebih).
Pengental emulsi biasanya stabil dalam kondisi penyimpanan yang normal.
Penyimpanan lebih lama dapat mengakibatkan pemisahan fasa minyak dan
pengadukan kembali perlu dilakukan. Pemanasan cederung memecahkan
emulsi. Penyimpanan sebaikanya ditempat yang dingin dalam bejana yang
tidak berpori dan dilengkapi dengan tutup.
15. Pengental setengah emulsi
Untuk pengental setengah emulsi resepnya sebagai berikut
− Air dingin 150 g
− Zat pengemulsi 20 g
− Minyak tanah 430 g
− Pengental alginat 400 g
(2 – 12%) _____
Jumlah 1000 g
Cara mencampurnya sebagai berikut :
− Air dingin dicampur dengan zat pengemulsi diaduk-aduk,
− Masukkan minyak tanah sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan
kecepatan tinggi (2000 – 3000 rpm).
291
− Setelah terbentuk emulsi, ditambahkan ke dalam pengental alginat.
16. Meypro Gum KN (Gom Carob-Seet)
Pengental ini tidak tahan alkali. Menghasilkan pengental yang baik pada
konsentrasi 25 g per 1000 g dan cara pembuatannya sama dengan Meypro
gum CRX.
10.3.2. Persiapan Pasta Cap
Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan pasta cap adalah memilih zat
warna untuk proses pencapan. macam zat warna yang digunakan untuk
pencapan sama dengan zat warna untuk pencelupan.
Pemilihan zat warna disesuaikan dengan bahan atau kain yang dicap, alat cap,
sifat tahan luntur warna, dan sifat-sifat lain yang diinginkan seperti kestabilan
dalam pasta cap, kepekaan terhadap zat-zat kimia, ketahanan terhadap suhu
tinggi dan sebagainya. Macam zat warna yang digunakan untuk pencapan
sama seperti zat warna yang digunakan untuk pencelupan. Dalam
perdagangan terdapat zat warna dalam bentuk bubuk atau bubuk halus yang
larut dalam air dan yang tidak larut dalam air tetapi mudah didispersikan.
Zat warna yang banyak digunakan untuk pencapan bahan selulosa yaitu zat
warna direk, zat warna bejana larut, zat warna naftol, zat warna reaktif, dan
pigmen.
Untuk poliester digunakan zat warna dispersi dan pigmen, serat nilon
digunakan zat warna dispersi, zat warna asam, dan pigmen. Sedangkan untuk
serat protein digunakan zat warna asam, zat warna reaktif. Kesesuaian jenis
zat warna dengan jenis serat dapat dilihat pada tabel 9 – 5.
Pengental yang dipakai untuk pencapan dipilih sesuai dengan kain yang dicap,
jenis zat warna dan alat atau mesin yang digunakan. Pengental mempunyai
viskositas, daya rekat, daya penetrasi, dan elastisitas tertentu yang berbeda
satu dengan lainnya, sehingga kadang dalam pemakaian untuk pencapan
dilakukan percampuran beberapa jenis pengental untuk mendapatkan sifat
yang diingginkan dan mengurangi biaya produksi.
Viskositas pasta induk sebagai pengental dibuat lebih tinggi viskositasnya dari
pada viskositas pasta cap, setelah pembuatan pengental sebaiknya didiamkan
selama waktu tertentu utnuk menghilangkan gelembung udara.
Untuk menjaga kestabilan pengental induk agar tahan dalam jangka waktu
lama ditambahkan pengawet 0,5% (anti septik) dan zat pembantu lainnya.
Kerusakan pengental sebelum digunakan menyebabkan pengental menjadi
bau, daya rekat berkurang sehingga warna hasil pencapan terjadi bleeding.
Penambahan zat pengawet dilakukan waktu persiapan pasta cap atau pada
saat pasta akan digunakan tergantung dari sifat pengental.
292
Pengental induk perlu disimpan ditempat yang sesuai agar tidak mengering,
atau ditutup dengan plastik. Bila akan digunakan kembali perlu dilakukan
pengadukan dan pengukuran viskositas.
Tabel 10 – 5
Kesesuaian Jenis Zat Warna dengan Jenis Serat Tekstil
Serat Alam Serat buatan
Selulo
sa
Protein Selulosa
diregenerasi
Zat warna
Ka
pas
Li
nen
Wol Su
tera
Visko
sa
Kup
ro
Dia
setat
Tria
setat
Poliami
da
polies
ter
P
oli
a
kri
lat
Elas
toer
Asam + + * * + +
Naftol + + + +
Basa * * +
Direk * * * * * *
Dispersi + + + + +
Komplek
Logam
* * *
Pigmen + + + + + + + + + + + +
Oksidasi + + + + +
Reaktif + + + + + +
Bejana
Larut
* * * * * *
Belerang + + + +
Bejana + + + +
Keterangan : + sesuai
• dapat dipakai
Pembuatan pasta cap disesuaikan dengan resep yang telah ditentukan,
kesesuaian warna, dan urutan warna motif. Jumlah pasta cap dibuat sesuai
dengan jumlah bahan yang dicap. Prinsip pembuatan pasta cap adalah
percampuran sejumlah zat warna yang telah dilarutkan atau dipastakan dengan
air atau dengan bantuan zat pelarut zat warna kedalam pengental induk yang
telah dicampur dengan zat-zat pembantu secara sedikit demi sedikit sambil
diaduk, setelah pengadukan selesai kemudian diukur viskositasnya.
Pasta yang digunakan dalam proses pencapan terdiri dari :
- Zat warna
- Pengental induk
- Zat pembantu
- Air (sebagai pelarut dan balance )
-
Secara mudah pengukuran viskositas dilakukan dengan cara pasta diambil
dengan sendok kemudian dituang, bila pasta mengalir deras berarti pasta cap
encer sebaliknya bila pasta cap mengalir terputus putus berarti pasta terlalu
kental. Disamping itu, di pasar juga telah tersedia alat pengukur viskositas.
293
Fungsi air selain sebagai pelarut juga sebagai pengatur kekentalan pasta, di
industri, pembuatan pasta dapat dilakukan dengan mesin khusus, atau
menggunakan bak dengan pengaduk menggunakan mixer, sehingga hasilnya
lebih homogen.
Viskositas pasta tergantung pada proses pencapan, jenis dan bentuk bahan
yang dicap ataupun besar kecilnya motif, tetapi secara umum dipengaruhi pula
oleh jenis alat atau mesin yang digunakan yaitu :
- Pencapan rol (roller printing) besarnya viskositas 300 – 1.500 cps
- Pencapan kasa datar (flst screen printing ) besarnya viskositas 6000 –
15.000 cps
- Pencapan kasa putar (rotary screen printing) besarnya viskositas 4.000 –
8.000 cps
- Pencapan kasa datar tangan (hand screen printing) besarnya viskositas
1.0000 – 20.000 cps
Casino in Norwich, Norwich, United Kingdom - Mapyro
BalasHapusCasino in Norwich, England. Address: 1 군포 출장샵 William Street. Phone: 광주 출장안마 888-648-3477. Website: 계룡 출장안마 http://www.casino-on-line.com/. 김해 출장안마 Website: https://www.casinowowow.com/ 울산광역 출장샵